Langsung ke konten utama

Untuk Sahabatku "Firiani"

Siang itu ketika matahari sedang bersinar terik dan cuaca terasa begitu panas, aku sedang duduk dipelataran sebuah aula yang saat itu sedang digunakan ospek universitas. Seorang gadis yang sangat kukenal dengan senyumnya yang manis datang menghampiri dengan menyunggingkan senyumnya yang khas, tapi siang itu aku tidak melihat  keceriaan dari wajahnya seperti biasa. Sebelum aku menyapanya dia terlebih dulu bercerita padaku bahwa ayahnya saat itu sedang sakit, akupun berkata bahwa “cepet sembuh ya, hati-hati dijalan”. Setelah itu diapun berpamitan untuk segera pulang merawat ayahnya yang sedang sakit.

Memang begitulah seharusnya sikap seorang anak terhadap orang tua yang mereka cintai, akupun jika ada diposisinya pasti akan melakukan hal yang sama. Haripun berlalu begitu cepat sampai akhirnya hari pertama kuliahpun tiba, saat di group massanger aku dan teman-teman sedikit membicarakan rencana kita untuk pergi bermain bersama. Namun gadis yang hatinya sedang muram itu menolak untuk ikut bermain dengan alasan “aku mau jagain bapa aku yang lagi sakit, sini mainnya kerumah aku aja”, tanpa fikir panjang fani salah seorang sahabatku meresponnya dengan cepat “hayu kita cuss aja”. Tapi tiba-tiba aku teringat kalau ayahnya sedang sakit saat itu, “eh bapa kan lagi sakit, mending mainnya nanti lagi aja soalnya takut ganggu”.

Si gadis dengan senyumnya yang khas itupun kembali teringat dengan ayahnya yang sedang terbaring “oia aku lupa, lain kali aja ya mainnya”, dengan emoticon sedih dia membalas pesannya. Hari esoknya kami kembali bertemu dan ngobrol bareng di kantin sambil sarapan, soalnya kalau kuliah pagi kita nggk pernah sarapan hehehe.

Wajah muram yang ditunjukkannya sekitar beberapa hari lalu sudah sedikit menghilang dari wajahnya, akupun sedikit lega dan tidak sempat menanyakan apapun kepadanya. Saat hari bergerak menuju siang aku, jinan, emak, irmen, dan ilpan berpisah dengannya karena kita berbeda tujuan. Masih ada yang harus dilakukannya dikampus, sedangkan kami bergegas menuju pulang.

Saat itu siang hari, ketika cuaca sedang terik hawa malaspun datang hingga membuat kami bermalas-malas untuk bangun. Tiba-tiba saat sedang asyik menonton sebuah film ada telfon masuk darinya, suara isak tangis dengan nada parau aku dapatkan saat itu. Terkejut rasanya mendengar sahabatku menangis begitu disebrang telepon, karena sebelumnya aku tidak pernah mendapatinya menelfon padaku sambil menangis. “Bapa aku jatoh, aku mau ke rumah sakit dulu sekarang. Tolong isiin aku pulsa dulu aku mau kesana sekarang”. Telfonpun ia matikan sebelum aku sempat membuka mulutku untuk melontarkan banyak pertanyaan padanya.

Kemudian aku teringat kembali tentang ayahnya yang sedang sakit, “mpit kenapa?” kalimat itu yang terlontar dari teman-teman saat itu. Tanpa berfikir panjang aku langsung menggenggam kembali telepon genggamku dan memanggilnya, namun hanya panggilan saja yang aku dapat tanpa jawaban dari si penerima telfon. Akupun panik, apa yang terjadi padanya.

Setelah sabar menunggu akhirnya sebuah kabar di group massangerpun muncul, isinya menjelaskan bahwa “minta doanya yah, bapa aku udah nggk ada. Maafin semua kesalahannya”. Sedih, khawatir, dan nggk karuan pastinya. Dia adalah sahabat pertama yang aku temukan di awal perkuliahanku, banyak sekali hal yang sudah aku bagi dengannya. Mulai dari hoby, musik, makanan dan hal-hal lainnya. kita memang memiliki banyak kesamaan, makanya aku begitu dekat dengannya.

Jujur sejak aku mengenalnya dia memang mudah sekali menangis untuk beberapa hal, tapi saat hal ini terjadi. Dia menyikapinya begitu dewasa dan tidak meratapi hal ini begitu dalam, meskipun aku tau sedih rasanya ditinggal oleh orang yang kita sayangi untuk selama-lamanya. Tapi aku yakin kamu sangat kuat kaya biasanya, kamu aku kasih julukan teteh geng juga soalnya kamu strong banget dan aku bangga :). 

Untuk sahabatku Fitriani Utami Dewi, tetap semangat menjalani hari-hari yang akan kamu hadapi. Aku yakin kamu akan menjadi lebih dewasa karena situasi, Ijal dan mamah sangat perlu kamu. Tapi kalau kamu perlu orang lain, aku siap untuk semua hal yah. Bapa udah tenang disana, tinggal kita jalanin hidup kita dengan sebaik-baiknya disini. Jangan lupa sering kirim doa buat almarhum disana, karena hal yang akan menyelamatkan orang tua adalah doa anaknya yang soleh. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curhatan Buat SUAKA

Lembaga Pers Mahasiswa Suaka merupakan media kampus terbaik menurut saya, karena mulai dari kualitas berita, rangers, dan konten-konten yang dihadirkan memberikan banyak sekali informasi penting seputar kampus dan isu-isu yang sedang booming saat ini. Sehingga saya sangat ingin untuk ikut berkontribusi didalamnya, untuk ikut memajukan SUAKA. Keberadaan SUAKA di lingkungan kampus UIN Bandung juga sangat berdampak signifikan bagi masyarakat kampus, mengingat arti atau filosofi yang terdapat dibalik nama SUAKA itu sendiri bahwa SUAKA merupakan perlindungan. Ar t inya bisa menjadi tempat ber l indung bagi masyarakat kampus. Kita juga bisa mengungkapan kekecewaan atau sindiran kita kepada pihak kampus melalui tulisan atau karya yang dimuat dalam tabloid SUAKA , ini meru pakan kontribusi warga kampus terhadap apa yang ingin merekan ungkapkan atau atarakan pada birokrat yang cenderung lebih diam dan acuh akan perkembangan yang terjadi.    Waktu magang 3 bulan juga bukan merupakan wak

Aku dan "skizofrenia"

Saat ini ada banyak sekali yang bisa membuat seseorang menjadi gila, baik itu yg beralasan maupun tanpa alasan. Kegilaan ini bisa disebut juga skizofrenia. Beberapa hari lalu aku baru mengetahui bahwa kata "gila" itu saat ini definisinya sudah luas. Kebanyakan orang mengetahui bahwa gila itu menjadi seperti orang gila, padahal sebenarnya bukan. Seseorang bisa dikatakan mengalami skizofrenia jika terindikasi 3 ciri-ciri ini. Yaitu sering tertawa sendiri, disfungsi sosial (menarik diri dari orang lain), dan waham. Apasih waham itu? Kalian pasti pernah denger atau ngerasa ada dorongan dari diri kalian untuk melakukan suatu hal, seperti ada yang membisikan suatu hal pada kita padahal itu berasal dari fikiran kalian masing-masing. Nah itu yang disebut waham. Materi ini aku dapetin pas hadir di acara talksow dan drama musikal yang diadain sama mahasiswa psikologi unisba, aku pergi kesana bareng rwendy. Dia redaktur fresh yang pengen banget dibilang mirip vierzha, sering