Siang itu ketika matahari sedang bersinar terik dan cuaca
terasa begitu panas, aku sedang duduk dipelataran sebuah aula yang saat itu
sedang digunakan ospek universitas. Seorang gadis yang sangat kukenal dengan
senyumnya yang manis datang menghampiri dengan menyunggingkan senyumnya yang
khas, tapi siang itu aku tidak melihat keceriaan
dari wajahnya seperti biasa. Sebelum aku menyapanya dia terlebih dulu bercerita
padaku bahwa ayahnya saat itu sedang sakit, akupun berkata bahwa “cepet sembuh
ya, hati-hati dijalan”. Setelah itu diapun berpamitan untuk segera pulang merawat
ayahnya yang sedang sakit.
Memang begitulah seharusnya sikap seorang anak terhadap
orang tua yang mereka cintai, akupun jika ada diposisinya pasti akan melakukan
hal yang sama. Haripun berlalu begitu cepat sampai akhirnya hari pertama
kuliahpun tiba, saat di group massanger aku dan teman-teman sedikit
membicarakan rencana kita untuk pergi bermain bersama. Namun gadis yang hatinya
sedang muram itu menolak untuk ikut bermain dengan alasan “aku mau jagain bapa
aku yang lagi sakit, sini mainnya kerumah aku aja”, tanpa fikir panjang fani
salah seorang sahabatku meresponnya dengan cepat “hayu kita cuss aja”. Tapi tiba-tiba
aku teringat kalau ayahnya sedang sakit saat itu, “eh bapa kan lagi sakit,
mending mainnya nanti lagi aja soalnya takut ganggu”.
Si gadis dengan senyumnya yang khas itupun kembali teringat
dengan ayahnya yang sedang terbaring “oia aku lupa, lain kali aja ya mainnya”,
dengan emoticon sedih dia membalas pesannya. Hari esoknya kami kembali bertemu
dan ngobrol bareng di kantin sambil sarapan, soalnya kalau kuliah pagi kita
nggk pernah sarapan hehehe.
Wajah muram yang ditunjukkannya sekitar beberapa hari lalu
sudah sedikit menghilang dari wajahnya, akupun sedikit lega dan tidak sempat
menanyakan apapun kepadanya. Saat hari bergerak menuju siang aku, jinan, emak,
irmen, dan ilpan berpisah dengannya karena kita berbeda tujuan. Masih ada yang
harus dilakukannya dikampus, sedangkan kami bergegas menuju pulang.
Saat itu siang hari, ketika cuaca sedang terik hawa malaspun
datang hingga membuat kami bermalas-malas untuk bangun. Tiba-tiba saat sedang
asyik menonton sebuah film ada telfon masuk darinya, suara isak tangis dengan
nada parau aku dapatkan saat itu. Terkejut rasanya mendengar sahabatku menangis
begitu disebrang telepon, karena sebelumnya aku tidak pernah mendapatinya
menelfon padaku sambil menangis. “Bapa aku jatoh, aku mau ke rumah sakit dulu
sekarang. Tolong isiin aku pulsa dulu aku mau kesana sekarang”. Telfonpun ia
matikan sebelum aku sempat membuka mulutku untuk melontarkan banyak pertanyaan
padanya.
Kemudian aku teringat kembali tentang ayahnya yang sedang
sakit, “mpit kenapa?” kalimat itu yang terlontar dari teman-teman saat itu. Tanpa
berfikir panjang aku langsung menggenggam kembali telepon genggamku dan
memanggilnya, namun hanya panggilan saja yang aku dapat tanpa jawaban dari si
penerima telfon. Akupun panik, apa yang terjadi padanya.
Setelah sabar menunggu akhirnya sebuah kabar di group massangerpun
muncul, isinya menjelaskan bahwa “minta doanya yah, bapa aku udah nggk ada. Maafin
semua kesalahannya”. Sedih, khawatir, dan nggk karuan pastinya. Dia adalah
sahabat pertama yang aku temukan di awal perkuliahanku, banyak sekali hal yang
sudah aku bagi dengannya. Mulai dari hoby, musik, makanan dan hal-hal lainnya. kita
memang memiliki banyak kesamaan, makanya aku begitu dekat dengannya.
Jujur sejak aku mengenalnya dia memang mudah sekali menangis
untuk beberapa hal, tapi saat hal ini terjadi. Dia menyikapinya begitu dewasa
dan tidak meratapi hal ini begitu dalam, meskipun aku tau sedih rasanya
ditinggal oleh orang yang kita sayangi untuk selama-lamanya. Tapi aku yakin kamu
sangat kuat kaya biasanya, kamu aku kasih julukan teteh geng juga soalnya kamu
strong banget dan aku bangga :).
Untuk sahabatku Fitriani Utami Dewi, tetap semangat
menjalani hari-hari yang akan kamu hadapi. Aku yakin kamu akan menjadi lebih
dewasa karena situasi, Ijal dan mamah sangat perlu kamu. Tapi kalau kamu perlu
orang lain, aku siap untuk semua hal yah. Bapa udah tenang disana, tinggal kita
jalanin hidup kita dengan sebaik-baiknya disini. Jangan lupa sering kirim doa buat almarhum disana, karena hal yang akan menyelamatkan orang tua adalah doa anaknya yang soleh.
Komentar
Posting Komentar